Jumat, 12 Juli 2013

kegagalan adalah kemenangan yang tertunda

Bismillah. semoga suka CERPEN pertama aku ya.








Terkadang kita perlu merasakan kegagalan. Agar kita tahu bagaimana nikmatnya suatu kemenangan.

Tersebutlah sebuah desa bernama desa Bening. Desa ini berbeda dengan desa-desa lainnya yang ada. Desa ini memiliki mata air yang belum tercemar yang bernama sumber wening. Mungkin itu sudah biasa bagi kalian. Tapi beda nya desa ini memilliki sumber mata air yang sangat jernih, lebih jernih dari sumber mata air terjenih yang ada di dunia ini. Itu sebab nya mengapa desa ini diberi nama desa Bening. Ya , karena memiliki air yang sebening berlian.
Tapi sangat disayangkan. Untuk mendapatkan air dari sumber wening ini, masyarakat harus mengangkut air yang dibatasi oleh cadas yang sangat tinggi lagi berlumut secara manual. Karena perkembangan teknologi dan komunikasi belum pernah menyapa desa mereka. Sehingga tak jarang banyak warga yang celaka demi se ember air. Jadi, menurut mereka percuma saja tuhan memberikan air yang begitu bening tetapi tidak bisa dijangkau oleh mereka. Hidup mereka tetap saja kekurangan air.

Tuhan selalu adil dalam menciptakan suatu hal...

“aduh nduk, ibu sudah tak kuat menyebrangi cadas itu lagi...”  sambil terbatuk ibu sari menepuk pundak anak nya Minah yang dari tadi merengek minta minum
“tapi bu, Minah haus.. untuk apa desa kita punya sumber air tapi ndak dipake” jawab Minah sambil menahan kesal
Tiba-tiba muncul mas Yono kakak Minah membawa-bawa secarik kertas dari daun lontar, sambil berteriak “ndak  usah khawatir lagi de, kita akan minum air itu sepuas yang kita mau” sambil menyinggungkan senyum kemenangan pada adiknya
“aduh mas..mas.. ngimpi opo toh koe ampe bisa ngomong ngawur gitu” jawab ibunya
“iya nih mas ini ada-ada saja, disuruh ibu ngangkut air satu ember saja ndak iso apa lagi air sepuasnya ngimpi koe  mas..mas” ejek adiknya
Tanpa memperdulikan omongan tidak percaya adik dan ibu nya, Yono langsung menjelaskan cara memindahkan air dari sebrang cadas itu dengan kincir air 3 tingkat. Katanya dia terinspirasi dari kincir angin anak-anak yang bermain di ladang tempat dia bekerja.
Karena Yono memiliki kemampuan mengandalkan orang lain yang sangat andal. Yang ia warisi dari mendiang ayah nya yang meninggal gara-gara terpeleset ketika mengambil air ke sebrang cadas itu. Tanpa ba bi bu lagi. Sang ibu dan adiknya langsung setuju dengan ide yono langsung mendiskusikan masalah ide ini dengan pa Saman ketua desa ini.
“.....saya yakin pak, kincir ini akan berhasil. Kalau warga desa siap membantu menyumbangkan tenaga dan peralatan yang di butuhkan untuk membangun kincir air ini” jelas Yono kepada Pa Saman
“saya tahu rencana mu baik nduk, tapi opo ndak susah ya buat nya.  Wong sampen  bilang tingginya tiga meter” jawab Pa Saman
“ini demi kampung kita yang sangat butuh air lho pa. Lagian ndak ada salah nya kita coba dulu. Kita Ikhtiar,untuk hasilnya kita serahkan ke gusti Allah” sergah Yono untuk meyakinkan pa Saman.

Akhirnya warga desa pun bergotong royong membuat kincir air tiga meter itu dengan di pimpin oleh Yono. Setelah empat minggu, akhirnya kincir air itu berhasil dibuat oleh warga. Sudah banyak yang warga korbankan demi membangun kincir ini. Waktu, tenaga, bahkan ladang-ladang mereka pun mereka tinggalkan demi kincir itu.
Kini saat nya warga melihat hasil dari jerih payah meeka selama empat minggu ini.
“bu, kaya nya kincir ini ga berhasil” ucap Yono sambil menggenggam erat tangan ibunya
ndak usah khawatir toh  nduk. Yang penting kita  wes  usaha, hasilnya ya kita serahkan saja pada gusti Allah” jawab ibu nya sambil terus memperhatikan kincir air itu

Sudah hampir dua jam warga menunggu reaksi dari kincir itu. Tapi tidak ada yang terjadi. Tiba-tiba air jatuh dari kincir itu sambil terus berputar kencang. Hingga tiba-tiba kincir itu roboh dan robohannya menimpa salah satu pemuda desa hingga tewas.

Setelah kejadian itu, warga enggan lagi mempercayai perkataan Yono tentang benda-benda yang bisa mengangkut air dari cadas itu. Tetapi Yono yakin masih bisa membuat hal itu terjadi. Yono pun mengajak warga berbicara untuk membahas kemungkinan kedua ini akan berhasil. Tapi sayang nya hanya adik nya saja yang bersedia mendengar rencana-rencana Yono yang baru dan lebih matang.
Sudah berbagai macam cara Yono lakukan untuk meyakinkan warga desa, bahwa rencana ini akan berhasil. Termasuk menjelaskan pada pa Saman, warga yang petama kali setuju dengan ide Yono ini
“maaf nduk bukan bapa ndak mau percaya kamu lagi, bapa yakin ini akn berhasil. Tapi wargga sudah ndak percaya lagi sama koe. Jadi kali ini bapa  ndak bisa bantu lagi”
“kesalahan kita hanya di bahan dan jumlah kincir nya saja toh pa, kemarin saya Cuma salah hitung saja” jelas Yono
Tapi sia-sia saja, pa Saman tetap tidak mau membantu Yono lagi. Akhirnya dengan dibantu adiknya, Yono membangun lagi kincir air itu dengan biaya tabungan keluarga Yono. Tentu saja dengan perhitungan yang lebih matang dari sebelumnya.
Hari demi hari keluarga Yono di hina oleh warga karena kekeras kepalaan mereka untuk membangun kincir air raksaksa itu. Tanpa memperdulikan hinaan itu, Yono dan keluarga terus melanjutkan pekerjaan.
nduk, sudah lebih satu bulan ibu tiap hari mengantarkan makanan untuk kamu dan adik mu itu. Tapi kok kincir nya ndak jadi-jadi. Yo wes lah nduk, ndak usah dilanjutkan. Kamu malah cape sendiri dan warga sudah sering mencemooh sikap mu itu. Untuk uang keluarga yang kamu pakai sudah ibu ikhlaskan”
ndak, bu. Sedikit lagi udah beres bu. Besok sudah bisa digunakan”
sakarep mu lah nduk, ibu sudah kasih tau. Takut koe makin makan ati

.....

Saat Yono dan kelurganya akan mencoba fungsi kincir air tersebut, ada banyak warga yang berkumpul  ingin melihat. Jelas, mereka datang dengan seribu hinaan  dan kalimat-kalimat yang menjatuhkan. Tapi Yono dengan sangat ikhlas tersenyum sambil mulai menyalakan kincir air tersebut.

“sudah ada yang mati, air jadi kotor, mau  ngapain lagi sampean ?” teriak salah satu warga
“air ini akan jadi milik kita bebarengan mas” jawab Yono

Waktu itu pun tiba. Dengan sangat terkejut warga melihat air kelur dari kincir yang Yono buat. Air bening yang dulu sangat susah mereka dapat kan. Kini ada, mengalir dengan deras didepan mereka semua.

“ini ajaib mas” seru Minah sambil menyiprat-nyiprat air ke tubuh Yono
“kuasa Allah de” jawab Yono sambil tersenyum

Akhirnya warga pun meminta maaf pada Yono dan membantu Yono menyempurnakan kincir yang Yono buat. Dan kepercayaan pun kembali lagi pada Yono. Dan Yono mengerti betapa  nikmatnya suatu keberhasilan yang pernah diselingi oleh kegagalan.

Sungguh siapa pun yang mau berusaha dengan bersungguh-sungguh, bersabar, dan berdoa. Mereka termasuk orang-orang yang beruntung dan akan berhasil





.








0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 Pena Suci. Design by WPThemes Expert
Themes By Buy My Themes And Cheap Conveyancing.